Hadiri Milad UNISA Yogyakarta Ke-32, Haedar Nashir Ajak Refleksi Dan Bersyukur


lintas86.com, Yogyakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi menghadiri secara langsung kegiatan Sidang Senat Terbuka dalam rangka Milad ke-32 tahun Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Tema yang diusung pada milad kali ini “Karya Utama Cerahkan Bangsa.” Kegiatan tersebut dilaksanakan Senin (10/7) bertempat di Auditorium Gedung Siti Bariyah Lantai 1 Kampus Terpadu UNISA Yogyakarta.

Dalam amanahnya, Haedar mengajak kepada seluruh civitas akademika untuk tasyakur bi ni’mah. Yakni mensyukuri atas torehan yang telah dicapai selama 32 tahun bagi UNISA Yogyakarta hadir mencerahkan dan memcerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini menjadi bagian dari refleksi perjalanan UNISA Yogyakarta yang telah melesat maju di tengah kompleksitas kehidupan era kontemporer.

“Dalam usia 32 tahun ini, UNISA Yogyakarta telah menorehkan banyak prestasi dan kemajuan. Karena itu, atas nama PP Muhammadiyah menyampaikan tahniah (selamat) atas milad dan segala capaian ini. Insyaallah ini merupakan atsar (jejak) kebailan dan amal kemajuan bagi UNISA Yogyakarta untuk Persyarikatan, umat, dan bangsa,” ucapnya.

Menurut Haedar, momentum milad sangat tepat dijadikan media bersyukur. Mengingat kata ini dalam Al-Quran memiliki jumlah sebanyak 75 kata. Ini menunjukkan betapa relevansinya bersyukur atas butiran nikmat yang ditaburkan oleh Tuhan (Allah Swt).

“Artinya betapa pentingnya bersyukur. Syukur itu memberikan balasan yang terbanyak atas perbuatan yang sedikit. Jadi kalau kita bersyukur kepada Allah, ketika Allah melimpahkan rizeki, ilmu, dan segala nikmatnya hatta kita rasakan itu sedikit, tetapi kita berterima kasihnya jauh melampaui yang Tuhan berikan kepada kita. Itulah hakikat dari syukur,” jelasnya.

Dengan hadirnya Kampus UNISA baik yang berada di Yogyakarta, Surakarta, maupun Bandung merupakan pantulan dari balasan syukur dari Allah. Kata syukur menurut Haedar kerap ditautkan dengan kata kufur. Karena secara sosiologis dan psikologis, tidak sedikit orang yang memperoleh rezeki atas usaha diri sendiri, tetapi melupakan Tuhan sebagai sang pemberi. Maka dalam konteks ini, selaku khalifah di muka bumi, manusia sudah seyogianya mencurahkan syukur kepada Allah Yang Maha Rahman dan Rahim.

 “Maka di sinilah pentingnya kita bersyukur kepada Allah dan berterima kasih agar kita akan memperoleh anugerah lebih banyak untuk kepentingan masyarakat, umat, dan bangsa,” tuturnya.

Selain itu, Guru Besar Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini menyebut tema dari milad ke-32 tahun UNISA Yogyakarta wabilkhusus diksi “Karya Utama” merupakan manifestasi segala perbuatan manusia bersifat superlatif. Di mana menjadi perbuatan yang terbaik di atas yang terbaik dan terus yang terbaik lagi di atas yang terbaik.

“Sesuatu yang utama (terbaik) sejiwa dengan ajaran Islam,” tegasnya.

Dalam Qs Ali-‘Imran [3]: 110, misalnya, Allah memerintahkan hamba-Nya menjadi umat yang khaira ummah (umat terbaik). Yakni umat yang mampu memberikan kebermanfaatan bagi banyak orang. Pada konteks Muhammadiyah dan Aisyiyah, hal tersebut telah dibuktikan dengan mendirikan sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, klinik kesehatan, dan beberapa hal lainnya sebagak representasi dari tarikan napas ayat Al-Qur’an tersebut.

“Kita (Muhammadiyah-Aisyiyah) sebagai presentasi dari umat Islam atau bangsa Indonesia diperintahkan oleh Allah menjadi umat terbaik dan umat utama (Al-Mujtama Al-Fadhilah),” tuturnya.

Oleh karenanya, Haedar berpesan dengan semangat milad ini, UNISA Yogyakarta harus mampu hadir menjadi yang terbaik. Yakni melayani warga masyarakat untuk memperoleh layanan pendidikan yang adil, berkeunggulan, dan berkualitas. Hal itu dalam misi mencerdaskan dan memajukan kehidupan bangsa. (min)

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url