PMI Kota Lhokseumawe Kembali Distribusikan Air Bersih untuk Korban Banjir di Aceh Utara
0 menit baca
 |
| PMI Kota Lhokseumawe saat Distribusikan Air Bersih untuk Korban Bencana di Desa Simpang Tiga, Langkahan, Aceh Barat |
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi lintas sektor yang solid, melibatkan berbagai pihak seperti TNI Angkatan Laut (Kodaeral I, Koarmada I, Yonkes I Mar, Yon 8 Mar, Dispsial), Dewan Pengurus Pusat Walubi, serta PT. Central Cipta Murdaya (CCM).
Sinergi ini menjadi bukti nyata komitmen bersama dalam membantu meringankan beban warga terdampak bencana di Aceh Utara.
Distribusi air bersih kali ini difokuskan di Desa Simpang Tiga, Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, yang menjadi salah satu titik terdampak parah akibat bencana. Kegiatan dimulai pada pukul 17.00 WIB dan berlangsung hingga sekitar pukul 21.00 WIB.
Berdasarkan data lapangan, sebanyak 230 kepala keluarga atau sekitar 1.193 jiwa warga terdampak langsung oleh bencana.
Penulis: Zabidi Distribusi air bersih kali ini difokuskan di Desa Simpang Tiga, Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, yang menjadi salah satu titik terdampak parah akibat bencana. Kegiatan dimulai pada pukul 17.00 WIB dan berlangsung hingga sekitar pukul 21.00 WIB.
Berdasarkan data lapangan, sebanyak 230 kepala keluarga atau sekitar 1.193 jiwa warga terdampak langsung oleh bencana.
Kondisi pemukiman sangat memprihatinkan dengan rincian sebagai berikut:
- 35 unit rumah hilang terbawa arus banjir
- 145 unit rumah mengalami kerusakan berat
- 150 unit rumah mengalami kerusakan ringan
- Hanya 50 unit rumah yang masih utuh
Ketua PMI Kota Lhokseumawe, M. Agam Khalilullah, menjelaskan bahwa sasaran utama adalah wilayah terdampak terparah.
Distribusi air bersih ini merupakan langkah awal yang sangat penting dalam pemulihan pasca bencana, mengingat air bersih adalah kebutuhan dasar yang tidak bisa ditunda.
Perjalanan menuju lokasi distribusi tidaklah mudah. Tim gabungan menghadapi tantangan akses jalan yang didominasi oleh debu tebal dan beberapa titik lumpur sisa banjir yang cukup dalam. Bahkan, mobil tangki air sempat tersangkut di area berlumpur. Namun, berkat kesigapan relawan serta gotong-royong warga sekitar yang membantu mendorong armada, distribusi air bersih tetap dapat dilaksanakan dengan baik hingga seluruh kebutuhan warga terpenuhi.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara berbagai pihak dalam situasi darurat seperti ini, agar bantuan dapat sampai dengan cepat dan tepat sasaran.
Kegiatan distribusi air bersih ini menjadi bukti nyata sinergi antara berbagai pihak dalam membantu meringankan beban warga terdampak bencana. PMI Kota Lhokseumawe bersama mitra terus berkomitmen untuk menghadirkan bantuan yang dibutuhkan masyarakat dengan cepat dan tepat. Selain distribusi air bersih, PMI juga tengah mempersiapkan bantuan lain seperti kebutuhan pangan, kesehatan, dan rehabilitasi rumah terdampak.
Kepedulian dan kerja sama yang terjalin antara PMI, TNI Angkatan Laut, Dewan Pengurus Pusat Walubi, PT. Central Cipta Murdaya, dan masyarakat setempat menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi dapat memberikan dampak positif yang besar dalam misi kemanusiaan.
PMI Kota Lhokseumawe mengajak masyarakat dan semua pihak untuk terus mendukung upaya kemanusiaan ini agar korban bencana di Aceh Utara dapat segera bangkit dan menjalani kehidupan normal kembali. Bantuan dan dukungan dari berbagai elemen sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses pemulihan di daerah terdampak.
- 35 unit rumah hilang terbawa arus banjir
- 145 unit rumah mengalami kerusakan berat
- 150 unit rumah mengalami kerusakan ringan
- Hanya 50 unit rumah yang masih utuh
Ketua PMI Kota Lhokseumawe, M. Agam Khalilullah, menjelaskan bahwa sasaran utama adalah wilayah terdampak terparah.
"Desa Simpang Tiga merupakan salah satu wilayah yang paling parah terdampak. Ketersediaan air bersih menjadi kebutuhan utama warga yang sangat mendesak saat ini. Kami berusaha maksimal agar distribusi air bisa berjalan lancar dan tepat sasaran."
Distribusi air bersih ini merupakan langkah awal yang sangat penting dalam pemulihan pasca bencana, mengingat air bersih adalah kebutuhan dasar yang tidak bisa ditunda.
Perjalanan menuju lokasi distribusi tidaklah mudah. Tim gabungan menghadapi tantangan akses jalan yang didominasi oleh debu tebal dan beberapa titik lumpur sisa banjir yang cukup dalam. Bahkan, mobil tangki air sempat tersangkut di area berlumpur. Namun, berkat kesigapan relawan serta gotong-royong warga sekitar yang membantu mendorong armada, distribusi air bersih tetap dapat dilaksanakan dengan baik hingga seluruh kebutuhan warga terpenuhi.
"Kerja sama dan semangat kebersamaan antara petugas dan warga menjadi kunci utama kelancaran distribusi, meskipun kondisi fisik jalan sangat menantang," jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara berbagai pihak dalam situasi darurat seperti ini, agar bantuan dapat sampai dengan cepat dan tepat sasaran.
Kegiatan distribusi air bersih ini menjadi bukti nyata sinergi antara berbagai pihak dalam membantu meringankan beban warga terdampak bencana. PMI Kota Lhokseumawe bersama mitra terus berkomitmen untuk menghadirkan bantuan yang dibutuhkan masyarakat dengan cepat dan tepat. Selain distribusi air bersih, PMI juga tengah mempersiapkan bantuan lain seperti kebutuhan pangan, kesehatan, dan rehabilitasi rumah terdampak.
"Kami tidak hanya hadir saat bencana terjadi, tapi juga berkomitmen untuk mendampingi masyarakat dalam proses pemulihan dan pembangunan kembali. Bantuan ini adalah bentuk tanggung jawab kemanusiaan yang harus kami jalankan bersama," tegasnya.
Kepedulian dan kerja sama yang terjalin antara PMI, TNI Angkatan Laut, Dewan Pengurus Pusat Walubi, PT. Central Cipta Murdaya, dan masyarakat setempat menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi dapat memberikan dampak positif yang besar dalam misi kemanusiaan.
PMI Kota Lhokseumawe mengajak masyarakat dan semua pihak untuk terus mendukung upaya kemanusiaan ini agar korban bencana di Aceh Utara dapat segera bangkit dan menjalani kehidupan normal kembali. Bantuan dan dukungan dari berbagai elemen sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses pemulihan di daerah terdampak.
Editor: Redaksi
