Bupati Sugiri Sancoko: Ponorogo Kota Santri yang Menginspirasi Semangat Resolusi Jihad
Jumlah peserta jalan sehat tersebut mencapai puluhan ribu. Para peserta yang mayoritas berbusana muslim, dengan santriwan mengenakan sarung dan santriwati mengenakan busana muslimah dan jilbab, memberikan ciri khas santri.
Bupati Sugiri Sancoko merasakan semangat Resolusi Jihad yang diprakarsai oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945, hadir kembali di Alun-Alun Ponorogo.
Kang Bupati Sugiri Sancoko mengajak untuk mewarisi semangat Resolusi Jihad dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Bupati Sugiri Sancoko merasakan semangat Resolusi Jihad yang diprakarsai oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945, hadir kembali di Alun-Alun Ponorogo.
Para santri dari 600 madrasah diniyah berkumpul di lapangan tersebut dan memulai kegiatan jalan sehat dari depan Paseban.
"Para santri datang secara masif dari berbagai penjuru Ponorogo. Ini menunjukkan bahwa Ponorogo adalah Kota Santri," ujar Kang Bupati Sugiri Sancoko.
Kang Bupati Sugiri Sancoko mengajak untuk mewarisi semangat Resolusi Jihad dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Perjuangan melawan penjajah pada tanggal 10 November 1945 menjadi puncaknya, yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.
"Memperingati Hari Santri berarti ada semangat yang harus kita teladani dan diingatkan kepada generasi muda. Semangat perjuangan para kiai dan santri yang terus berkontribusi aktif dalam memajukan negeri melalui jihad dalam berbagai aspek kehidupan," jelasnya.
Selama jalur jalan sehat, peserta yang mayoritas mengenakan sarung dan busana muslimah mengikuti rute searah jarum jam melalui Jalan Diponegoro, Jalan Urip Sumoharjo, Jalan HOS Tjokroaminoto, Jalan Jenderal Sudirman, dan kembali ke titik awal. Panitia menyediakan hadiah utama berupa paket umrah dan berbagai door prize menarik.
Sementara itu, Kepala Bagian Kesra Setda Kabupaten Ponorogo, Hadi Rusdyanto, menyatakan bahwa serangkaian kegiatan peringatan Hari Santri Nasional turut memperkuat predikat Ponorogo sebagai Kota Santri.
Selama jalur jalan sehat, peserta yang mayoritas mengenakan sarung dan busana muslimah mengikuti rute searah jarum jam melalui Jalan Diponegoro, Jalan Urip Sumoharjo, Jalan HOS Tjokroaminoto, Jalan Jenderal Sudirman, dan kembali ke titik awal. Panitia menyediakan hadiah utama berupa paket umrah dan berbagai door prize menarik.
Sementara itu, Kepala Bagian Kesra Setda Kabupaten Ponorogo, Hadi Rusdyanto, menyatakan bahwa serangkaian kegiatan peringatan Hari Santri Nasional turut memperkuat predikat Ponorogo sebagai Kota Santri.
Kegiatan dimulai dengan seruan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk mengenakan busana muslim mulai tanggal 16 Oktober hingga 24 Oktober 2023.
Kemudian, Khotmil Quran juga diselenggarakan secara serentak di seluruh Masjid Jami' di 21 kecamatan pada tanggal 20 Oktober.
Acara tersebut juga melibatkan partisipasi sekitar 6.000 santri dalam sebuah apel besar yang diadakan pada Hari Santri Nasional, tanggal 22 Oktober.
Acara tersebut juga melibatkan partisipasi sekitar 6.000 santri dalam sebuah apel besar yang diadakan pada Hari Santri Nasional, tanggal 22 Oktober.
Selain itu, diadakan juga lomba hadrah, seminar santri milenial, pagelaran wayang santri, hingga puncaknya yaitu jalan sehat dengan peserta dari kalangan santri.
"Serangkaian peringatan Hari Santri Nasional ini juga bertujuan untuk menunjukkan bahwa Ponorogo adalah Kota Santri," tegas Hadi. (min)