BPBD Boyolali Gelar Pelatihan Penanganan Disabilitas Saat Tanggap Darurat Bencana
Kepala Pelaksana BPBD Boyolali, Suratno, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat keterlibatan komunitas disabilitas dalam manajemen bencana.
Ia menekankan pentingnya mempersiapkan penyandang disabilitas menghadapi situasi darurat yang mungkin terjadi.
"Kami ingin memastikan bahwa mereka tidak hanya menjadi objek bantuan, tetapi juga berperan aktif dalam penanganan bencana," ujarnya.
Dalam sambutannya, Adi Widagdo M.Si dari BPBD Provinsi Jawa Tengah mengungkapkan pentingnya koordinasi antara lembaga, mitra, dan relawan dalam urusan kemanusiaan dan bencana.
Dalam sambutannya, Adi Widagdo M.Si dari BPBD Provinsi Jawa Tengah mengungkapkan pentingnya koordinasi antara lembaga, mitra, dan relawan dalam urusan kemanusiaan dan bencana.
Ia menegaskan bahwa tanggung jawab dalam menghadapi bencana bukan hanya milik satu pihak, tetapi menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat, termasuk kelompok disabilitas.
"Kita harus bersatu untuk memastikan bahwa semua segmen masyarakat, termasuk penyandang disabilitas, siap dan mampu menghadapi bencana," tambahnya.
Sebagai bagian dari pelatihan, narasumber yang dihadirkan sangat berpengalaman dan berkaitan langsung dengan topik yang dibahas. Salah satu pemateri adalah Edy Supriyanto, SE, M.Si, Ketua LIDi Provinsi Jawa Tengah.
Sebagai bagian dari pelatihan, narasumber yang dihadirkan sangat berpengalaman dan berkaitan langsung dengan topik yang dibahas. Salah satu pemateri adalah Edy Supriyanto, SE, M.Si, Ketua LIDi Provinsi Jawa Tengah.
Dalam presentasinya, ia menekankan pentingnya penanganan respons bencana yang khusus untuk komunitas disabilitas sesuai dengan Undang-Undang Penanggulangan Bencana dan regulasi lainnya yang menjamin hak-hak penyandang disabilitas.
Teguh Widodo, perwakilan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Boyolali, menambahkan bahwa PMI turut serta dalam kegiatan ini dengan mengikutsertakan pegawai dan relawan.
"Penting bagi kita untuk memastikan bahwa semua penanganan bencana memperhatikan martabat setiap manusia, tanpa terkecuali mereka yang memiliki disabilitas," ujarnya.
Selain fokus pada pelatihan, acara ini juga berfungsi sebagai platform untuk agenda internal LIDi Boyolali, yaitu pertanggungjawaban pengurus lama dan pemilihan pengurus baru.
Selain fokus pada pelatihan, acara ini juga berfungsi sebagai platform untuk agenda internal LIDi Boyolali, yaitu pertanggungjawaban pengurus lama dan pemilihan pengurus baru.
Kepala Pelaksana BPBD Boyolali, Suratno, berharap kepengurusan baru yang terpilih dapat berperan aktif dalam mendukung tugas-tugas BPBD, khususnya dalam pengembangan desa tangguh bencana (Destana) di seluruh wilayah Boyolali.
"Mudah-mudahan pengurus baru dapat berkontribusi dalam mewujudkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana," harapnya.
Teguh Widodo, perwakilan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Boyolali, menambahkan bahwa PMI turut serta dalam kegiatan ini dengan mengikutsertakan pegawai dan relawan.
"Kami berharap pelatihan ini dapat meningkatkan keterampilan dan kesadaran relawan, sehingga mereka siap membantu saat bencana terjadi, termasuk dalam memberikan dukungan kepada penyandang disabilitas," ujarnya.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya mampu memfasilitasi penyandang disabilitas dalam berpartisipasi aktif saat menghadapi situasi darurat, tetapi juga membangun kapasitas mereka sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana yang inklusif.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya mampu memfasilitasi penyandang disabilitas dalam berpartisipasi aktif saat menghadapi situasi darurat, tetapi juga membangun kapasitas mereka sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana yang inklusif.
Dengan pelatihan yang tepat dan pemahaman yang baik tentang manajemen bencana, penyandang disabilitas di Boyolali diharapkan dapat meningkatkan kesiapan serta kemampuan mereka dalam menghadapi dan mengelola keadaan darurat dengan lebih baik.
Sebagai penutup, pelatihan penanganan disabilitas dalam tanggap respon bencana ini menjadi langkah signifikan dalam membangun masyarakat yang tangguh, inklusif, dan responsif terhadap ancaman bencana.
Sebagai penutup, pelatihan penanganan disabilitas dalam tanggap respon bencana ini menjadi langkah signifikan dalam membangun masyarakat yang tangguh, inklusif, dan responsif terhadap ancaman bencana.
Kegiatan ini mencerminkan kekuatan kerjasama lintas sektor yang diharapkan bisa berkontribusi secara nyata terhadap upaya kemanusiaan dan keamanan sosial di Kabupaten Boyolali.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel ini untuk konten akun media sosial komersial tanpa seizin redaksi lintas86.com Cepat akurat Terpercaya (min)