Hardiknas 2025, Dr. Muchamad Taufiq, S.H., M.H: Sekolah Rakyat Jawaban Kebutuhan Pendidikan Bermutu
lintas86.com, Lumajang - Tema Hari Pendidikan Nasional Tahun 2025 adalah “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu Untuk Semua”.
Sebuah tema heroik untuk mewujudkan amanat konstitusi yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan.
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem Pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. (Pasal 31 UUD NRI 1945).
Sejalan dengan Tema Hari Pendidikan Naisonal Tahun 2025 (Hardiknas), kita patut mengapresiasi terbitnya Inpres No. 8 Tahun 2025 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Pengentasan Kemiskinan dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.
Salah satu ikon Inpres ini adalah digulirkannya program menyelenggarakan Sekolah Rakyat.
Sungguh ide brilliant dari Presiden Prabowo untuk menjawab ketimpangan masyarakat miskin dalam mengakses pendidikan.
Realitasnyanya masih banyak anak-anak miskin yang memiliki kemampuan luar biasa namun terhambat karena akses Pendidikan yang disebabkan keterbatasan faktor ekonomi.
Program Sekolah Rakyat wajib mendapat support serius semua pihak. Mendukung program Sekolah Rakyat harus dengan itikad baik (goodfaith).
Inpres ini menginstruksikan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing untuk melakukan optimalisasi pelaksanaan pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem dengan memastikan ketepatan sasaran dan integrasi program antarkementerian/lembaga dengan melibatkan peran serta masyarakat.
Inpres ini memastikan langkah-langkah yang diperlukan serta ketepatan sasaran dan integrasi program antarkementerian/lembaga dengan melibatkan peran serta masyarakat.
Mengapa Sekolah Rakyat menjadi penting? karena bertujuan meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin, mengurangi angka putus sekolah, dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Ini adalah cita-cita yang luhur dalam rangka negara “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Sekolah Rakyat akan mencakup SD, SMP, dan SMA dengan konsep (sekolah berasrama (boarding school). Semua kebutuhan dasar siswa ditanggung secara gratis, termasuk seragam, makan, asrama, dan peralatan sekolah.
Hal ini tentunya membutuhkan pembiayaan yang besar. Gagasan pemerintah ini membutuhkan kepedualian semua stakeholder yang cinta tanah air dan bangsanya yaitu Indonesia. semua kita adalah penting dalam komponen Sekolah Rakyat.
Semua kita memiliki peran masing-masing untuk ikut mengembangkan rasa memiliki dan mendukung secara nyata terwujudnya Sekolah Rakyat.
Apa yang bisa dilakukan segera oleh pemerintah daerah untuk mendukung program Sekolah Rakyat?
- Harmonisasi visi dan misi pembangunan daerahnya dibidang pendidikan.
- Melakukan sinkronisasi dan koordinasi penyiapan lahan pemerintah untuk Sekolah Rakyat.
- Tidak ada lagi budaya ego-sektoral yang dapat menghambat koordinasi.
Karena pembangunan sejatinya adalah suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan pilihan program yang lebih banyak secara normatif.
Guna terpenuhi dan tercapainya aspirasi yang paling manusiawi bagi setiap warga negara.
Makna pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah upaya yang memenuhi unsur-unsur:
- Memajukan budi pekerti, pikiran, dan tubuh;
- Menuntun kodrat;
- Menyelaraskan dengan dunia;
- Memerdekakan manusia;
- Berlandaskan nilai kebangsaan;
- Menghasilkan manusia yang utuh;
- Merupakan perpaduan pendidikan dan pengajaran.
Selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional Tahun 2025 semoga dapat mewujudkan tema tahun ini yakni “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu Untuk Semua”.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel ini untuk konten akun media sosial komersial tanpa seizin redaksi lintas86.com Cepat akurat Terpercaya (min)
Penulis:*) Dr. Muchamad Taufiq, S.H., M.H., CLMA.
Editor: M Nur Amin Zabidi
*) Penulis adalah Akademisi ITB Widya Gama Lumajang dan Fasilitator bersertifikat Leaderships Management