Dinkes Ponorogo Gelar Table Top Exercise Krisis Kesehatan
lintas86.com, Ponorogo – Dalam upaya memperkuat kesiapsiagaan menghadapi bencana, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ponorogo menggelar Table Top Exercise (TTX) Krisis Kesehatan Tahun 2025.
Kegiatan ini berlangsung pada 1-2 Juli 2025 di Aula Hotel Gajah Mada, Ponorogo, sebagai bagian dari strategi mitigasi risiko dengan fokus utama pada koordinasi lintas sektor dalam penanganan bencana.
Ketua Tim Kerja Yankes Rujukan Dinkes Ponorogo, Hariyono Setyo Widodo, S.Kep, M.Ked.Trop, menegaskan pentingnya peran sektor kesehatan dalam situasi krisis.
Ketua Tim Kerja Yankes Rujukan Dinkes Ponorogo, Hariyono Setyo Widodo, S.Kep, M.Ked.Trop, menegaskan pentingnya peran sektor kesehatan dalam situasi krisis.
“Ketika bencana terjadi, pelayanan kesehatan adalah garis depan yang harus selalu siap dan sigap. TTX ini dirancang untuk memastikan kesiapan semua pihak dan menciptakan sinergi yang efektif di lapangan,” ujarnya.
Kegiatan ini melibatkan jajaran Dinkes serta 32 perwakilan dari seluruh Puskesmas di Ponorogo. Sinergi lintas sektor juga diperkuat dengan kehadiran berbagai instansi terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial (DINSOS), Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), Palang Merah Indonesia (PMI), Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU), Universitas Muhammadiyah (UNMUH), dan Politeknik Kesehatan (POLKESMA). Dinkes Ponorogo juga memberdayakan 10 klaster internal dengan program khusus pelayanan bencana, menunjukkan pendekatan yang terstruktur dan menyeluruh.
Materi simulasi yang disajikan mencakup komitmen lintas sektor dalam penanggulangan bencana, implementasi kebijakan dan regulasi dari Dinkes Provinsi Jawa Timur, serta peran sentral BPBD Kabupaten Ponorogo sebagai koordinator utama. Pada hari kedua, para peserta mengikuti praktik simulasi langsung untuk menguji kemampuan koordinasi dan respons lapangan.
“Tujuan utama latihan ini adalah meningkatkan pemahaman bahwa bencana bisa terjadi kapan saja sehingga kesiapan adalah kunci utama, memperkuat kewaspadaan dengan membangun mentalitas waspada dan proaktif, serta meningkatkan kapasitas dalam memberikan pelayanan kesehatan yang cepat dan efektif selama bencana.”. Jelasnya
Materi simulasi yang disajikan mencakup komitmen lintas sektor dalam penanggulangan bencana, implementasi kebijakan dan regulasi dari Dinkes Provinsi Jawa Timur, serta peran sentral BPBD Kabupaten Ponorogo sebagai koordinator utama. Pada hari kedua, para peserta mengikuti praktik simulasi langsung untuk menguji kemampuan koordinasi dan respons lapangan.
“Tujuan utama latihan ini adalah meningkatkan pemahaman bahwa bencana bisa terjadi kapan saja sehingga kesiapan adalah kunci utama, memperkuat kewaspadaan dengan membangun mentalitas waspada dan proaktif, serta meningkatkan kapasitas dalam memberikan pelayanan kesehatan yang cepat dan efektif selama bencana.”. Jelasnya
Ia berharap semua pihak yang terlibat dapat memahami dengan baik tugas dan tanggung jawab masing-masing.
“Kami ingin memastikan semua komponen terlatih dan mampu bekerja kompak untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat saat bencana melanda,” tambahnya.
Inisiatif ini menegaskan komitmen Dinas Kesehatan Ponorogo dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan perlindungan masyarakat dari dampak bencana. Dengan langkah strategis dan kolaboratif ini, Ponorogo diharapkan semakin tangguh dalam menghadapi tantangan bencana di masa depan.
Inisiatif ini menegaskan komitmen Dinas Kesehatan Ponorogo dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan perlindungan masyarakat dari dampak bencana. Dengan langkah strategis dan kolaboratif ini, Ponorogo diharapkan semakin tangguh dalam menghadapi tantangan bencana di masa depan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel ini untuk konten akun media sosial komersial tanpa seizin redaksi lintas86.com Cepat akurat Terpercaya (min)