Sejarah Singkat Ponorogo
0 menit baca
![]() |
Gedung Pemkab Ponorogo (Foto Istimewa) |
Ponorogo, Jawa Timur: Sebuah Kilas Balik Sejarah
lintas86.com - Ponorogo, sebuah daerah di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, tidak hanya dikenal sebagai Kota Reog, tetapi juga memiliki julukan Kota Santri. Sejarah dan budaya Ponorogo yang kaya, terutama kesenian Reog Ponorogo, telah menarik perhatian media internasional, terutama setelah klaim Malaysia atas kesenian tersebut. Namun, asal-usul nama dan sejarah Ponorogo menyimpan cerita yang menarik yang patut untuk kita telusuri lebih dalam.
Asal-Usul Nama Ponorogo
Dalam buku "Babad Ponorogo" karya Poerwowidjojo (1997), asal-usul nama Ponorogo berasal dari sebuah musyawarah yang dipimpin oleh Raden Bathoro Katong, tokoh penting dalam sejarah Ponorogo. Dalam musyawarah tersebut, bersama Kyai Mirah, Selo Aji, dan Joyodipo, disepakati untuk menamakan kota tersebut "Pramana Raga". Nama ini kemudian berubah menjadi Ponorogo seiring berjalannya waktu. Pramana Raga terdiri dari dua kata, "Pramana" dan "Raga", yang secara filosofis dapat diartikan sebagai daya kekuatan dan rahasia hidup. Ini menggambarkan kedalaman karakter manusia dalam pengendalian diri.
Sejarah Ponorogo: Perjuangan dan Konsolidasi Raden Bathoro Katong
Sejarah awal Kabupaten Ponorogo erat kaitannya dengan Raden Bathoro Katong, yang diyakini memiliki nama asli Lembu Karnigoro, putra kelima Prabu Brawijaya V dan adik dari Raja Demak, Raden Patah.
Melalui kisah yang dikutip dari Antara News, Bathoro Katong dikenal dengan nama sebutan yang lebih mudah diterima oleh masyarakat yang masih banyak memeluk agama Hindu-Buddha saat itu.
Bathoro Katong memulai konsolidasi di wilayah yang saat itu dikenal sebagai Wengker sekitar tahun 1482 Masehi. Setelah melakukan pendekatan dengan Ki Ageng Kutu dan penduduk sekitar, ia akhirnya berhasil mendirikan Kadipaten Ponorogo pada 11 Agustus 1496.
Tanggal ini kini diperingati sebagai hari jadi Kota Ponorogo. Raden Bathoro Katong kemudian menjadi adipati pertama Ponorogo, memperkuat posisi kota ini dalam sejarah Jawa Timur.
Reog Ponorogo: Ikon Kesenian dan Polemik Internasional
Reog Ponorogo adalah simbol budaya Ponorogo yang paling terkenal di dunia. Menggabungkan unsur mistis, tari, dan musik, kesenian ini telah menjadi representasi dari kekayaan budaya Jawa Timur. Namun, Reog Ponorogo juga memicu polemik ketika Malaysia mengklaim kesenian ini sebagai bagian dari budayanya, memicu reaksi dari berbagai pihak di Indonesia. Reog Ponorogo kini tidak hanya berdiri sebagai warisan seni tapi juga ikon identitas dan kebanggaan bagi masyarakat Ponorogo dan Indonesia secara keseluruhan.
Geografi dan Demografi Ponorogo
Secara geografis, Kabupaten Ponorogo terletak di sebelah barat Jawa Timur dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah. Wilayah ini memiliki 21 kecamatan, 279 desa, dan 26 kelurahan. Sebagian besar wilayahnya adalah area kehutanan dan lahan sawah, yang memungkinkan kegiatan pertanian padi dan hortikultura berkembang pesat di daerah ini.
Penutup
Sejarah dan asal-usul Ponorogo memberikan gambaran yang mendalam tentang bagaimana tradisi, budaya, dan pemerintahan lokal berkembang seiring waktu. Dengan latar belakang sejarah yang kuat, dan didukung oleh pengakuan terhadap kesenian Reog yang kini menjadi simbol nasional, Ponorogo berdiri sebagai sebuah saksi bisu perjalanan panjang sejarah Nusantara.
Sumber Referensi:
1. Poerwowidjojo, Babad Ponorogo, 1997.
2. Antara News, 2022.
3. Ponorogo.go.id
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel ini untuk konten akun media sosial komersial tanpa seizin redaksi lintas86.com Cepat akurat Terpercaya (min)