Pengungsi Sumbar Terharu! Komeng dan PMI Berikan Keceriaan di Tengah Musibah!
0 menit baca
![]() |
| Komeng dan PMI Berikan Psikosial untuk Korban Bencana di Padang |
lintas86.com, Padang – Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Sumatera Barat pada Jumat pagi (28/11) menyisakan duka mendalam bagi lebih dari 300 jiwa yang kehilangan tempat tinggal. Namun, di tengah kesedihan itu, hadir secercah harapan dan keceriaan berkat kehadiran Komeng, relawan ternama Palang Merah Indonesia (PMI), bersama tim PMI Provinsi Sumatera Barat yang aktif memberikan pendampingan psikososial dan bantuan darurat.
"Solidaritas dan dukungan berkelanjutan dari PMI, pemerintah, dan masyarakat sangat dibutuhkan agar para korban dapat segera bangkit dan membangun kehidupan baru yang lebih baik. Kehadiran Komeng dan relawan PMI menjadi bukti nyata bahwa di tengah musibah, keceriaan dan harapan masih bisa tumbuh,". Tutupnya
Hidayatul Irwan, Ketua Bidang PB dan Logistik PMI Sumatera Barat, selaku Pimpinan Operasi TDB PMI Sumatera Barat, mengatakan, di Pos Pengungsian SDN 02 Cupak Tangah, Kecamatan Pauh, Padang, Komeng bersama PMI Kota Padang melaksanakan kegiatan Pemulihan Sosial Psikologis (PSP) atau trauma healing yang sangat dibutuhkan oleh para pengungsi, terutama 58 anak-anak di bawah usia 10 tahun dan 23 lansia yang tinggal di pengungsian.
"Melalui permainan, lomba mewarnai, dan bernyanyi, anak-anak dapat kembali tersenyum dan sejenak melupakan trauma akibat bencana,". Ujarnya
Kehadiran Komeng juga memberikan semangat dan harapan baru bagi para lansia yang rentan secara emosional.
Nur Alis (67), salah satu pengungsi lansia, mengungkapkan rasa terima kasihnya meski mengeluhkan kondisi tidur yang masih menggunakan tikar.
"Kalau makanan alhamdulillah sudah banyak, tapi tidur kami masih kurang nyaman," ujarnya. Kondisi ini menjadi pengingat pentingnya perhatian lebih terhadap kebutuhan lansia di pengungsian.
Selain pendampingan psikososial, PMI juga aktif mendistribusikan air bersih di Komplek Mega Mulia, Belimbing, Kuranji, untuk menjaga kebersihan dan kesehatan warga terdampak bencana.
"Meski pemerintah menawarkan relokasi ke rumah susun sewa (rusunawa), banyak pengungsi merasa ragu karena jarak yang jauh dari kampung halaman mereka, menambah ketidakpastian masa depan mereka setelah masa tanggap darurat berakhir pada 8 Desember mendatang,". Tambahnya
Penulis: Zabidi
Editor: Redaksi
