Bukan Sekadar Bicara: Siswa SMKN 2 Ponorogo Belajar Menjadi Bintang di Panggung!
lintas86.com, Ponorogo – SMKN 2 Ponorogo terus berupaya membekali siswanya dengan berbagai keterampilan penunjang, tak hanya hardskill namun juga softskill yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Kali ini, giliran kompetensi komunikasi yang diasah melalui pelatihan bertajuk “Pelatihan Public Speaking untuk Pembawa Acara: Lebih dari Sekadar Bicara”.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh MGMP Bahasa Indonesia SMKN 2 Ponorogo pada Kamis, 15 Mei 2025.
Pelatihan yang digelar di aula sekolah ini menghadirkan Muhammad Muhyidin, seorang praktisi public speaking dan Master of Ceremony (MC) berpengalaman yang lebih dikenal dengan sapaan Dino.
Pelatihan yang digelar di aula sekolah ini menghadirkan Muhammad Muhyidin, seorang praktisi public speaking dan Master of Ceremony (MC) berpengalaman yang lebih dikenal dengan sapaan Dino.
Kehadiran Dino menjadi magnet tersendiri bagi para peserta yang antusias ingin belajar langsung dari ahlinya.
Tak tanggung-tanggung, seluruh siswa kelas X dari enam jurusan turut ambil bagian dalam pelatihan ini, yaitu jurusan Busana, Kuliner, Kecantikan, Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), Perhotelan, dan Usaha Layanan Pariwisata (ULP).
Tak tanggung-tanggung, seluruh siswa kelas X dari enam jurusan turut ambil bagian dalam pelatihan ini, yaitu jurusan Busana, Kuliner, Kecantikan, Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), Perhotelan, dan Usaha Layanan Pariwisata (ULP).
Semangat para siswa dari berbagai bidang keahlian ini menunjukkan betapa pentingnya kemampuan public speaking di era modern ini.
Materi pelatihan yang diberikan pun sangat komprehensif, mulai dari teknik dasar berbicara di depan umum, tips membangun kepercayaan diri, strategi menyusun materi yang menarik, hingga teknik improvisasi yang sangat berguna dalam membawakan acara.
Dino juga menekankan pentingnya peran seorang MC dalam sebuah acara.
“MC bukan hanya orang yang membaca susunan acara. Ia adalah jantung dan jiwa dari setiap kegiatan, yang harus mampu menghidupkan suasana dan membangun hubungan yang baik dengan audiens,” tegas Dino dalam sesi pemaparannya yang penuh semangat.
“MC bukan hanya orang yang membaca susunan acara. Ia adalah jantung dan jiwa dari setiap kegiatan, yang harus mampu menghidupkan suasana dan membangun hubungan yang baik dengan audiens,” tegas Dino dalam sesi pemaparannya yang penuh semangat.
Untuk menguji pemahaman dan keberanian para siswa, Dino mengajak mereka untuk langsung mempraktikkan peran sebagai MC dalam berbagai simulasi acara. Sesi interaktif ini menjadi ajang bagi para siswa untuk menunjukkan bakat terpendam mereka. Dino pun tak segan memberikan masukan langsung terkait intonasi, gaya bahasa, teknik pernapasan, hingga cara menjaga keterlibatan audiens.
Menariknya, pelatihan ini juga menyisipkan unsur budaya lokal. Tembang Pocung, salah satu tembang macapat khas Jawa, digunakan sebagai media untuk menanamkan nilai-nilai luhur dalam berkomunikasi, seperti kesantunan, kejujuran, dan tanggung jawab.
Menariknya, pelatihan ini juga menyisipkan unsur budaya lokal. Tembang Pocung, salah satu tembang macapat khas Jawa, digunakan sebagai media untuk menanamkan nilai-nilai luhur dalam berkomunikasi, seperti kesantunan, kejujuran, dan tanggung jawab.
Beliau menekankan bahwa kegiatan ini merupakan bagian penting dari penguatan soft skill siswa, khususnya dalam hal komunikasi.
“Kegiatan seperti ini merupakan bagian dari penguatan soft skill siswa, khususnya dalam hal komunikasi. Kami percaya bahwa keterampilan public speaking akan sangat berguna, baik untuk kebutuhan akademik, organisasi, maupun saat siswa terjun ke dunia kerja. Kami mengapresiasi kehadiran Dino yang memberikan pembelajaran dengan cara yang menyenangkan dan penuh inspirasi,” ujar Atin Hasanah dengan penuh antusias.
Di akhir pelatihan, para siswa diminta untuk menyampaikan kesimpulan dari apa yang telah mereka pelajari. Mayoritas siswa sepakat bahwa kepercayaan diri, kemampuan menyampaikan hal positif, dan menjadi diri sendiri adalah kunci utama dalam berbicara di depan umum.
“Kegiatan seperti ini merupakan bagian dari penguatan soft skill siswa, khususnya dalam hal komunikasi. Kami percaya bahwa keterampilan public speaking akan sangat berguna, baik untuk kebutuhan akademik, organisasi, maupun saat siswa terjun ke dunia kerja. Kami mengapresiasi kehadiran Dino yang memberikan pembelajaran dengan cara yang menyenangkan dan penuh inspirasi,” ujar Atin Hasanah dengan penuh antusias.
Di akhir pelatihan, para siswa diminta untuk menyampaikan kesimpulan dari apa yang telah mereka pelajari. Mayoritas siswa sepakat bahwa kepercayaan diri, kemampuan menyampaikan hal positif, dan menjadi diri sendiri adalah kunci utama dalam berbicara di depan umum.
Dengan pelatihan public speaking ini, SMK Negeri 2 Ponorogo menunjukkan komitmennya untuk terus menghadirkan pembelajaran yang relevan dan aplikatif, guna menyiapkan generasi muda yang cakap dalam berkomunikasi dan siap bersaing di dunia profesional.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel ini untuk konten akun media sosial komersial tanpa seizin redaksi lintas86.com. (tar/min)