BREAKING NEWS

Langkah Konkret PMI NTT: Sosialisasi dan Penilaian Awal Satuan Pendidikan Aman Bencana di Tujuh SD di Manggarai


lintas86.com, Manggarai – Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengambil langkah proaktif dalam memperkuat kesiapsiagaan bencana di sektor pendidikan melalui program Empowering Local Entities and Community Towards Resilience and Adaptation (ELECTRA). 

Dalam inisiatif ini, PMI, bekerja sama dengan American Red Cross (AmCross), menyelenggarakan Sosialisasi dan Penilaian Awal (Baseline) untuk Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di tujuh Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Manggarai. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 30 Juli hingga 06 Agustus 2025.

Kegiatan yang diadakan di SDK Kedindi Kelurahan Wangkung, SDI Ojang di Desa Robek, SDK Sante di Desa Para Lando, SDI Lemarang di Desa Lemarang, SDI Wae Cepang di Desa Terong, SDK Narang 1 di Desa Cambir Leca, dan SDI Bangka Keli di Desa Hilihintir, ini bertujuan untuk mengukur penerapan sekolah aman bencana dan menentukan ketangguhan sekolah-sekolah tersebut dalam kegiatan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Sekolah.

Program ini mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. 

Kepala Sekolah SDK Sante, Silvister Mus, menyampaikan terima kasih kepada PMI dan AmCross atas dukungannya terhadap SPAB. 

“Kami sangat berterima kasih kepada PMI yang telah menginisiasi program SPAB di sekolah kami. Kegiatan ini adalah sesuatu yang baru dan sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kesiapsiagaan sekolah kami terhadap bencana,” ujarnya.

Hal serupa diungkapkan oleh Kepala Sekolah SDI Bangka Keli, Sislaus Yuderman. Mengingat sekolahnya pernah mengalami bencana angin puting beliung pada tahun 2008.

Sislaus menekankan pentingnya penerapan SPAB sebagai langkah preventif untuk menjamin keselamatan seluruh warga sekolah. 

“Dukungan dari PMI sangat berarti bagi kami dalam upaya menuju sekolah aman bencana,” tambah Sislaus.

Dinas Pendidikan Kabupaten Manggarai juga menyambut baik pelaksanaan program ini. Maximus Mansen, Koordinator Pendidikan Kecamatan Satar Mese Barat, mengungkapkan bahwa SPAB merupakan dukungan signifikan bagi kemajuan pendidikan dan peningkatan budaya siaga.

"Kami berharap program ini dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain di Manggarai,” katanya.

Fasilitator PMI Provinsi NTT, Adrian Jeharun, menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari tahap awal kajian program ELECTRA.
 
"SPAB sendiri didasarkan pada Permendikbud Nomor 33 Tahun 2019, yang bertujuan melindungi warga sekolah dari risiko bencana serta menjamin keberlanjutan layanan pendidikan,". Ungkapnya

Adrian menjelaskan bahwa pilar utama SPAB meliputi Fasilitas Sekolah Aman, Manajemen Bencana Sekolah, dan Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana. 

"Kami berharap sosialisasi dan baseline ini dapat membantu sekolah dan PMI dalam mengetahui kapasitas SDM serta sumber daya yang ada," tambah Adrian.

Penilaian awal dari program ELECTRA menunjukkan bahwa dari aspek struktural, ketujuh sekolah telah mencapai level cukup aman. Namun, dari sisi non-struktural seperti manajemen bencana dan pendidikan risiko bencana, masih terdapat risiko yang perlu diperhatikan.


"Tim PMI bersama peserta kemudian menyusun rencana aksi strategis untuk mendukung implementasi SPAB di masing-masing sekolah,". Tutupnya

Seluruh kegiatan ini melibatkan secara inklusif perwakilan guru, tenaga pendidik, komite, orang tua, perwakilan desa/kelurahan, tenaga kesehatan, hingga siswa-siswi, termasuk mereka yang penyandang disabilitas. Dengan dukungan dan pendampingan dari PMI Manggarai dan staf relawan, diharapkan langkah ini membawa dampak positif dan berkelanjutan bagi peningkatan keselamatan sekolah-sekolah di Kabupaten Manggarai.  

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel ini untuk konten akun media sosial komersial tanpa seizin redaksi lintas86.com Cepat akurat Terpercaya (min)
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar