BREAKING NEWS

PMI dan Forum Jurnalis Lembata Bagi Masker di Zona Terdampak Erupsi Ile Lewotolok


lintas86.com, Lembata - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Lembata bersama Forum Jurnalis Lembata (FJL) kembali membagikan masker bagi masyarakat pada desa-desa yang terpapar abu vulkanik erupsi Gunung Ile Lewotolok. Pembagian masker kali ini dilakukan di Desa Riangbao dan DesaPetuntawa,  Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata, pada Rabu (13/08).

Pantauan media ini, awak media yang tergabung dalam FJL bersama relawan PMI Lembata berkeliling membagikan masker di rumah-rumah warga. Sebagian lain membagikannya pada warga pengguna jalan baik yang menggunakan mobil maupun sepeda motor. 

Saat pembagian masker sedang berlangsung, bunyi dentuman keras dari puncak gunung Ile Lewotolok disusul naiknya asap kelabu tebal. “Ini sebentar lagi pasti banyak abu, ” celetuk seorang anak saat Bedos Making, jurnalis Warta Nusantara memakaikan masker menutupi mulut dan hidungnya. Jurnalis muda ini secara khusus membagikan masker pada anak-anak. 

Rekaman PVMBG hingga pukul 18.00 WITA, Rabu (13/08) menunjukkan telah terjadi 52 kali letusan hingga ketinggian 400 meter. Ile Lewotolok masih di level III (siaga) dan abu vulkanik masih berjatuhan.
“Kamu bermain-bermain tapi ingat kalau gunung erupsi segera pulang ke rumah dan pakai masker. Nanti kaka titip masker di orang tua. ” himbau Bedos kepada anak-anak yang sedang bermain tidak jauh dari Kantor Desa Petuntawa. 
Anak-anak yang sedang bermain dan anak muda yang nonkrong juga jadi sasaran pembagian masker. Bedos Making, jurnalis media Warta Nusantara tidak hanya membagikan masker tetapi juga melakukan sosialisasi dan mengajarkan cara memakai masker yang baik. 

Selain anak-anak, pembagian masker juga ditujukan untuk kader posyandu. Sekretaris PMI Lembata, Benediktus Kia Assan membagikan satu dos maskes berjumlah 500 pcs. Paket masker ini dimaksudkan sebagai cadangan bagi kader posyandu untuk dibagikan kepada warga posyandu selama kegiatan reguler posyandu . 
“Mama, nanti saat kegiatan posyandu, tolong dibagikan masker ini untuk mama-mama yang ikut. Tolong ingatkan mereka agar selalu pakai masker. Abu vulkanik tidak terlihat jelas, kalau kena sedikit mungkin tidak langsung rasa tapi nanti lama-lama ada dampaknya. Apalagi itu ibu hamil dan ibu menyusui. Ada bayi balitanya, ” himbau Ben Assan usai serahkan paket masker. 

Paket ini diterima kader posyandu Desa Petuntawa, Mama Benedikta Ina Esa di Kantor Desa Petuntawa. 
“ Terima kasih Pak. Kebetulan besok kami kegiatan posyandu. Akan saya bagikan. Di sini kalau gunung erupsi, pasti abu jatuh. Paling terasa itu kalau jalan ke kebun. Abu banyak tempel di daun dan rumput. Jadi kalau, ada yang lewat dengan motor, itu abu mulai terbang banyak. Jadi kalau tidak pake masker pastik terpapar abu ” tutur Benedikta. 

Dalam pembagian kali ini, tim gabungan PMI Lembata dan FJL tidak hanyamembagikan masker secara eceran. Di beberapa rumah, masker langsung dibagikan dalam bentuk paket. Rata-rata rumah yang dikunjungi mendapat langsung 1 box berisi 20 – 50 pcs. 
Alexander Taum, Ketua Forum Jurnalis Lembata menyebutkan, pola bagi masker kali ini dengan paket untuk mendukung ketersediaan masker di rumah-rumah warga. 
“Lebih banyak kita kasih paket. Satu  rumah bisa satu box. Tadi lebih banyak kita berikan kepada  mama-mama. Maksudnya supaya mereka simpan dan nanti dibagikan ke anggota keluarga jika terjadi erupsi. ” papar Ales Taum. 

Selain Petuntawa, masker juga dibagikan ke Desa Riangbao. Salah satu penerimanya adalah Halimah, Kepala Dusun Bao Langu Desa Riang Bao. Sebanyak 5 box masker diberikan untuk dibagikan ke warga dusun yang berjumlah 42 Kepala keluarga. 
“ Kalau bisa lebih sering ke sini e ama, bantu kami masker. Soalnya abu jatuh terus kalau ada erupsi. Sedikit-sedikit tapi pasti ada tiap hari. Beberapa hari lalu itu bukan abu tapi macam kerikil kecil, ” tegas Halimah. 

Desa Riang Bao dan Petuntawa berada di sisi barat pusat Erupsi Gunung Ile Lewotolok. Ini juga menjadi daerah dalam catatatan PVMBG sebagai arah lontaran material erupsi. Sandro Wangak, jurnalis Suluhnusa menyebutkan, pilihan lokasi bagi masker dikarenakan paling sering terpapar abu vulkanik akibat arah angin. 
“ Kampung saya di Jontona, di sebelah timur – tenggara gunung, Memang lebih dekat tapi kami jarang kena abu. Angin lebih banyak ke barat- barat laut jadi daerah seperti Riang Bao dan Petuntawa hingga Waowala dan Bunga Muda yang terdampak. Jadi pilihan PMI Lembata dan FJL bagi masker ke sini memang tepat. Tinggal kita rencanakan lagi untuk ke desa lain yang searah seperti Waowala hingga ke Bunga Muda, ” tutur Sandro. 

Paket masker yang dibagikan berasal dari donasi sejumlah pihak. Forum Jurnalis Lembata memfasilitasi terkumpulnya donasi masker yang diamankan di Sekretariat FJL untuk dilakukan pembagian secara periodik dengan target semua desa di keliling lereng gunung Ile Lewotolok. Sementara masker yang dibagikan PMI Lembata adalah dukungan dari PMI Propinsi NTT dan jejaring PMI Pusat. Lembaga kemanusiaan ini selalu menyiagakan stok masker untuk kebutuhan warga terdampak erupsi. Selain erupsi Gunung Ile Lewotolok di Lembata, masker juga disiagakan dan dibagikan untuk penyintas erupsi Gunung Lewotobi di Flores Timur. Terbaru, sebanyak 3500 pcs masker dari PMI NTT, diterima pengurus PMI Lembata dan sebagiannya langsung dibagikan ke Desa Petuntawa dan Riang Bao Ile Ape Lembata.

Adapun penerima manfaat langsung dari kegiatan ini adalah anak-anak, pengguna jalan, para pemuda yang sedang berkumpul, ibu hamil, ibu menyusui, orang tua, kader posyandu dan kepala dusun dengan rincian di Desa Riang Bao sebanyak 154 jiwa dan Desa Petuntawa sebanyak 150 jiwa. "Ayo pakai masker, agar tidak terdampak langsung abu vulkanik!".  

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel ini untuk konten akun media sosial komersial tanpa seizin redaksi lintas86.com Cepat akurat Terpercaya (min)
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar