Renungan: 80 Tahun Indonesia Merdeka

Masyarakat perlu terus meningkatkan kesadaran dalam berbangsa dan bernegara. 

Berbagai tantangan kehidupan dan godaan arus globalisasi perlu dihadapi dengan kebijaksanaan, Sebagai bangsa kita sedang dan akan terus melaksanakan pembangunan dan melangkah maju. 

Rasa optimis dan positive thinking perlu terus dikembangkan. Patut kita ingat bahwa sejarah telah mencatat, masyarakat yang tercerai-berai, centang-perenang karena berbagai perbedaan yang tidak prinsip akan menghambat kemajuan bahkan menghancurkan masa depan bangsa. 

Majapahit sebagai Kerajaan Nasional Indonesia II, kejatuhannya yang diabadikan dengan chandrasengkala: sirna ilang kertaning bumi   tidak disebabkan serangan dari bangsa asing namun lebih disebabkan karena perpecahan dari dalam atau tepatnya perebutan kekuasaan. Sejarah adalah kacabenggala. 

Di antara kebiasaan masyarakat dalam menyongsong tanggal 17 Agustus, tanggal 16 malam selalu melaksanakan "Barian" di lingkungan.  

Barian adalah kekuatan sosial masyarakat dalam memaknai kebersamaan mewujudkan rasa syukur atas rahmat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa yaitu berupa kemerdekaan. Sementara Proklamasi merupakan titik kulminasi perjuangan segenap bangsa Indonesia. 

Peringatan detik-detik Proklamasi adalah upaya menguatkan rasa cinta tanah air dan bangsa. Sehingga perilaku masyarakat atas penghormatan pada detik-detik Proklamasi, fokus masyarakat saat upacara pengibaran Bendera Merah Putih, dan kesadaran masyarakat untuk mengibarkan Bendera Merah Putih di rumah masing-masing sejak tanggal 1 hingga 31 Agustus pada hakekatnya adalah alat ukur diri terhadap rasa memiliki dan merawat cinta tanah air dan bangsa. 

Perilaku ini tampaknya sepele namun hakikatnya merupakan value yang sangat dalam. Value nasionalisme ini akan mempengaruhi cara berpikir dan berbuat kita dalam keseharian.   

Rangkaian peringatan HUT Kemerdekaan ini merupakan bentuk rasa penghormatan atas perjuangan Proklamator dan para pahlawan bangsa.  

Merawat kebhinekaan dalam koridor berbangsa dan bernegara sungguh merupakan tindakan nyata atas kesadaran untuk memperbaiki relasi kuasa pemerintah dengan rakyat atas cita-cita mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebagaimana cita-cita luhur yang termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945. 

Akhirnya marilah kita bersama memohon dengan penuh pengharapan kepada zat yang Maha Tinggi Allâh Azza wa Jalla: " ya Allah berilkanlah kekuatan kepada kami untuk melewati semua tantangan. Kami yakin dibawah maunah-MU, maka segala tantangan akan mudah kami lewati dengan baik, hamba-MU sudah berihtiar, selanjutnya kami pasrahkan semuanya kepada-MU. Kami menyadari bahwa keberhasilan tanpa perjuangan adalah harapan sia-sia.  Jadikanlah Kami masyarakat yang berideologi Pancasila, sanggup berjuang dan menempuh berbagai tantangan bangsa demi keluhuran tanah air Indonesia. Kami menyadari sepenuhnya bahwa kesuksesan sejati, terutama dalam konteks perjuangan kemerdekaan, tidak bisa dicapai tanpa pengorbanan dan dedikasi yang tulus. Kuatkanlah perjuangan Kami yang didasari oleh keinginan untuk mencapai sesuatu yang lebih besar, yaitu keluhuran tanah air Indonesia tercinta.”