PMI Respon Tanggap Darurat Bencana Banjir di Kabupaten Nagekeo
0 menit baca
lintas86.com, Nagekeo — Banjir bandang yang melanda masyarakat Mauponggo di Kabupaten Nagekeo pada tanggal 8 September 2025 lalu telah meninggalkan dampak yang signifikan, baik dari segi korban jiwa maupun kerugian material.
PMI Kabupaten Nagekeo, berpegang pada komitmen kemanusiaan, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menghadapi tantangan ini. Kolaborasi dan solidaritas menjadi kunci dalam menghadapi serta memulihkan keadaan setelah bencana banjir bandang yang melanda daerah ini.
Menyikapi situasi krisis ini, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Nagekeo bergerak cepat dalam memberikan respon tanggap darurat bencana dengan mendistribusikan bantuan secara langsung ke Posko Lapangan di lokasi yang terdampak.
Wenslaus Mbawo, Kepala Markas PMI Kabupaten Nagakeo, mengungkapkan bahwa bencana air bah ini menuntut perhatian serius dari berbagai pihak.
“PMI Kabupaten Nagekeo sebagai organisasi kemanusiaan terlibat dan mengambil bagian dalam membantu masyarakat terdampak. Untuk itu, PMI Kabupaten Nagekeo mengantar langsung bantuan ke Posko Lapangan dan meninjau langsung lokasi bencana serta memberikan dukungan moril bagi masyarakat terdampak,” jelas Wenslaus.
Krisis ini pun telah menarik perhatian tingkat provinsi dan nasional. Adrian Jeharun, Kadiv Pelayanan Markas PMI NTT, secara langsung meninjau lokasi bencana di Lowo Koke, Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo pada 15 September 2025.
Ia menegaskan bahwa bencana ini tak hanya mengakibatkan kerusakan infrastruktur dasar seperti jalan dan jembatan, tetapi juga membawa dampak besar karena menyebabkan kehilangan nyawa dan harta benda.
“Dengan demikian, bencana ini sudah menjadi perhatian baik di level Provinsi bahkan Nasional,” tambah Adrian.
Setelah berdiskusi dengan pihak terkait, termasuk Kabid Kedaruratan Bencana BPBD Kabupaten Nagekeo dan masyarakat setempat, diketahui bahwa kebutuhan mendesak saat ini adalah sembako, pakaian layak pakai, layanan kesehatan, serta perbaikan infrastruktur dasar seperti akses jalan dan air bersih. PMI NTT akan berkoordinasi dengan PMI Kabupaten Nagekeo dan BPBD Kabupaten Nagekeo untuk memastikan kelancaran distribusi air bersih selama masa tanggap darurat ini.
Nobertus Situ Coo, Kabid Kedaruratan Bencana BPBD Kabupaten Nagekeo, mengonfirmasi bahwa bencana ini telah menyebabkan kerusakan pada jaringan perpipaan, mempersulit akses air bersih untuk hampir 18 desa di wilayah terdampak.
“BPBD Kabupaten Nagekeo sudah mulai mendistribusikan air bersih kepada masyarakat menggunakan mobil tangki, dengan bantuan dari berbagai lembaga mitra seperti dinas sosial dan kampus Universitas Flores,” ujar Nobertus.
Sesuai dengan Surat Keputusan Pemerintah Kabupaten Nagekeo nomor 330/KEP/HK/2025, status tanggap darurat bencana cuaca ekstrem telah diberlakukan dari 9 hingga 30 September 2025.
Dalam momen ini, PMI Kabupaten Nagakeo bergerak cepat dengan mendistribusikan bantuan berupa beras sebanyak 120 kg, telur ayam 5 papan, biskuit 2 dos, minyak goreng 1 dos, mie instan 10 dos, dan air mineral gelas 10 dos. Bantuan ini didistribusikan oleh Pengurus, Staf, dan Relawan PMI Kabupaten Nagekeo.
Sebagai bagian dari perayaan 80 tahun pengabdian PMI di Indonesia, organisasi ini terus membangun kolaborasi dan mendukung pemerintah dalam penanggulangan bencana, pelayanan kesehatan dan sosial, pemenuhan kebutuhan darah, sambil menebarkan semangat perayaan dengan prinsip "Tebarkan Kebaikan".
PMI berharap langkah konkrit ini dapat meringankan beban masyarakat terdampak dan membangkitkan kembali harapan di tengah musibah yang terjadi.
Ikuti saluran lintas86.com di WhatsApp klik: https://whatsapp.com/channel/0029VaDN14t6LwHsI1fAL91s
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel ini untuk konten akun media sosial komersial tanpa seizin redaksi lintas86.com Cepat akurat Terpercaya (min)