PMI dan Warga Bersatu Bersihkan Dampak Banjir Bandang Malalak
0 menit baca
Kegiatan gotong royong dimulai dari pembersihan Mesjid dan Gedung Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Tobo, lokasi yang menjadi titik awal terjadinya banjir bandang.
Dengan peralatan kebersihan seadanya yang dibawa dari rumah masing-masing, ratusan warga Malalak bersama relawan PMI dan TNI bahu-membahu membersihkan bebatuan besar, pohon-pohon yang terseret arus, dan puing reruntuhan bangunan yang berserakan.
Pembersihan ini direncanakan akan berlanjut hingga mencapai batas rumah warga terdampak yang berada di sepanjang jalan Malalak-Bukittinggi, sebagai upaya untuk mengembalikan kondisi lingkungan agar lebih aman dan nyaman.
Syamsuardi, seorang warga Kecamatan Malalak berusia 64 tahun yang selamat dari bencana, menyampaikan bahwa aksi gotong royong ini merupakan inisiatif dari tokoh masyarakat dan Pemerintah Kecamatan Malalak.
Ia juga menegaskan bahwa dirinya tidak keberatan dengan ajakan tersebut dan merasa bangga bisa berkontribusi.
Ketua PMI Provinsi Sumatera Barat, Aristo Munandar, yang turut mendampingi kegiatan gotong royong, menyatakan bahwa PMI telah menjalankan tugasnya dalam penanggulangan bencana secara cepat dan tepat.
Selain aksi bersih, PMI juga menyediakan pelayanan kesehatan dan mendistribusikan bantuan berupa kompor gas, tabung gas, Kitchen KIT, serta sembako kepada warga terdampak.
Kepala Markas PMI Kota Bukittinggi, Jais, mengungkapkan bahwa kebersamaan dan kepedulian masyarakat Malalak sangat terasa selama proses pemberian bantuan kemanusiaan.
Antusiasme masyarakat dalam menerima dan membantu pelayanan PMI menjadi faktor penting dalam kelancaran kegiatan ini.
Kegiatan gotong royong di Malalak ini menjadi contoh inspiratif bagaimana solidaritas dan sinergi antara pemerintah, relawan, dan masyarakat dapat mempercepat proses pemulihan setelah bencana.
Pembersihan ini direncanakan akan berlanjut hingga mencapai batas rumah warga terdampak yang berada di sepanjang jalan Malalak-Bukittinggi, sebagai upaya untuk mengembalikan kondisi lingkungan agar lebih aman dan nyaman.
Syamsuardi, seorang warga Kecamatan Malalak berusia 64 tahun yang selamat dari bencana, menyampaikan bahwa aksi gotong royong ini merupakan inisiatif dari tokoh masyarakat dan Pemerintah Kecamatan Malalak.
"Dari Kecamatan mengumumkan bahwa hari ini ada goro. Jadi semua laki-laki dewasa warga Malalak diminta untuk ikut," ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa dirinya tidak keberatan dengan ajakan tersebut dan merasa bangga bisa berkontribusi.
"Kita sebagai warga yang tidak terdampak parah, hanya bisa membantu seperti ini saja," tambah Syamsuardi.
Ketua PMI Provinsi Sumatera Barat, Aristo Munandar, yang turut mendampingi kegiatan gotong royong, menyatakan bahwa PMI telah menjalankan tugasnya dalam penanggulangan bencana secara cepat dan tepat.
"6 jam setelah bencana terjadi, PMI sudah harus di lapangan dengan beberapa layanan kemanusiaan," jelas Aristo.
Selain aksi bersih, PMI juga menyediakan pelayanan kesehatan dan mendistribusikan bantuan berupa kompor gas, tabung gas, Kitchen KIT, serta sembako kepada warga terdampak.
Kepala Markas PMI Kota Bukittinggi, Jais, mengungkapkan bahwa kebersamaan dan kepedulian masyarakat Malalak sangat terasa selama proses pemberian bantuan kemanusiaan.
"Kami sangat terbantu dengan dukungan dari masyarakat Malalak, semua giat terasa menjadi ringan dan aman," ungkap Jais.
Antusiasme masyarakat dalam menerima dan membantu pelayanan PMI menjadi faktor penting dalam kelancaran kegiatan ini.
Kegiatan gotong royong di Malalak ini menjadi contoh inspiratif bagaimana solidaritas dan sinergi antara pemerintah, relawan, dan masyarakat dapat mempercepat proses pemulihan setelah bencana.
Semoga semangat kebersamaan ini terus terjaga untuk membangun kembali kehidupan yang lebih baik.
Penulis: Zabidi
Editor: Redaksi
