HEADLINE

SMKN 2 Ponorogo Jadi Pilot Project Sekolah Aman Bencana Dukungan Jepang



lintas86.com, Ponorogo – SMK Negeri 2 Ponorogo kembali menunjukkan komitmennya sebagai satuan pendidikan yang progresif dan responsif terhadap isu kebencanaan. Sekolah ini terpilih menjadi salah satu objek kajian dalam Pilot Project Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang digagas oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur bekerja sama dengan Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang (METI) serta AOTS Jepang.


Pada Selasa, 2 Desember 2025, rombongan dari BPBD Jawa Timur bersama perwakilan METI dan AOTS Jepang melakukan kunjungan ke SMK Negeri 2 Ponorogo. Kunjungan ini juga didampingi oleh BPBD Kabupaten Ponorogo untuk melakukan peninjauan langsung serta asesmen kondisi lapangan di sekolah yang secara geografis termasuk wilayah rawan banjir.


SMK Negeri 2 Ponorogo pernah mengalami beberapa kali kejadian banjir, sehingga menjadikan sekolah ini sangat relevan sebagai lokasi pilot project penguatan kapasitas kebencanaan. Program SPAB memberikan pendampingan berupa manajemen risiko bencana, simulasi evakuasi, penyusunan kurikulum kebencanaan, serta penguatan sarana dan prasarana pendukung sekolah aman.


Program ini sejalan dengan arah kebijakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam menekan risiko bencana di lingkungan pendidikan. Selain SMK Negeri 2 Ponorogo, program ini juga diimplementasikan di beberapa sekolah terpilih di Jawa Timur, seperti SMAN 1 Bendungan Trenggalek dan SMKN 1 Doko Blitar.


Kepala SMK Negeri 2 Ponorogo, Suryanto, mengungkapkan rasa terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada sekolahnya untuk menjadi bagian dari pilot project ini.

“Kami berterima kasih kepada BPBD Jawa Timur, METI, dan AOTS Jepang yang telah menjadikan SMK Negeri 2 Ponorogo sebagai bagian dari pilot project ini. Program ini sangat penting bagi sekolah kami yang berada di wilayah rawan banjir. Semoga pendampingan ini dapat memperkuat kesiapsiagaan warga sekolah dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman bagi peserta didik,” ujar Suryanto.

Dengan adanya pendampingan internasional dari Jepang, SMK Negeri 2 Ponorogo diproyeksikan menjadi model sekolah aman bencana di Jawa Timur. Implementasi kurikulum kebencanaan, penguatan sarana prasarana, serta peningkatan kapasitas guru dan siswa diharapkan menjadi langkah nyata menuju sekolah yang tangguh dan siap menghadapi bencana.


Program ini juga memperkuat peran SMK Negeri 2 Ponorogo sebagai bagian dari jejaring pendidikan yang unggul tidak hanya dalam bidang vokasi, tetapi juga dalam menciptakan budaya aman dan sadar bencana.


Marsanto, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Ponorogo, menambahkan bahwa kunjungan ini diikuti oleh 8 orang dari Jepang, 3 orang dari BPBD Provinsi Jawa Timur, dan 2 orang dari BPBD Kabupaten Ponorogo. Dari Jepang, 5 orang memberikan materi terkait konstruksi bangunan tahan gempa dan manajemen bencana.


Menurut Marsanto, di Jepang, bangunan didesain tahan terhadap guncangan gempa hingga level enam, sehingga saat terjadi gempa, lokasi yang aman bukan hanya berlindung di bawah meja, tetapi juga dapat melakukan evakuasi melalui pintu yang tersedia. Hal ini menjadi pelajaran penting yang perlu disesuaikan dalam simulasi di Indonesia.


Lebih lanjut, Marsanto menyampaikan bahwa kerja sama antara pemerintah daerah, khususnya SMK Negeri 2 Ponorogo, dengan Jepang ini sangat strategis mengingat Jepang merupakan negara dengan pengalaman tinggi dalam menghadapi bencana alam.


Dengan adanya program SPAB ini, diharapkan SMK Negeri 2 Ponorogo dapat menjadi contoh bagi sekolah lain di Kabupaten Ponorogo dan daerah sekitarnya dalam menerapkan manajemen risiko bencana. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat memperkuat jejaring sekolah aman bencana di tingkat provinsi dan nasional.


Penulis: Zabidi 
Editor: Redaksi
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar