BREAKING NEWS

Dari Desa Untuk Dunia!, Kirab Tirta Suci dan Kampung Budaya Tugurejo

lintas86.com, Ponorogo - Ponorogo, sebuah kabupaten di Indonesia yang kaya akan tradisi dan budaya, kembali menjadi sorotan dengan perayaan budaya khasnya yang menggugah hati dan semangat gotong royong.
 
Di Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, setiap bulan Agustus, suasana desa berubah menjadi pusat kegiatan budaya yang tak terlupakan. 

Warga dari empat dukuh dan 34 RT bersatu dalam merayakan ‘Semarak Kampung Budaya’, yang sejak peluncurannya pada tahun 2017, telah menjadi simbol kebanggaan dan persatuan.

Puncak dari acara ini adalah ‘Kirab Budaya Tirta Suci’, sebuah arak-arakan budaya yang digelar pada 30 Agustus. Ratusan warga dengan semangat tinggi dan penuh antusiasme ikut serta menampilkan kekayaan kesenian tradisional, hasil pertanian, dan kreasi unik dari setiap RT. 

Tidak hanya menjadi pemandangan visual yang memukau, tradisi ini juga menyampaikan pesan mendalam mengenai kebersamaan dan pentingnya pelestarian warisan leluhur. 

Kirab ini berhasil menggambarkan sinkronisasi dan sinergi antara generasi tua dan muda dalam menjaga nilai-nilai budaya yang telah diteruskan dari zaman ke zaman.

Di samping kirab, rangkaian acara sedekah bumi turut diadakan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Tugurejo atas hasil pertanian yang melimpah. 

Tradisi ini tidak hanya mengukuhkan hubungan harmonis antara manusia dan alam, tetapi juga memperkuat nilai-nilai lokal yang kaya akan kearifan. 

Kehadiran sosok penting seperti Camat Slahung, Nur Huda Rifai, S.STP., M.Si., dan Ketua Pamong Wengker, Heri Trimawan, memberikan tambahan semarak acara. 

Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap pelestarian budaya desa, sembari memberikan motivasi kepada masyarakat untuk terus menjaga tradisi ini agar tetap hidup dan berkembang.

Siswanto, Kepala Desa Tugurejo, menyatakan dengan penuh kebanggaan bahwa Semarak Kampung Budaya menjadi cerminan persatuan warga. 

Bagi Siswanto, acara ini bukan hanya sekadar perayaan budaya, tetapi menjadi alat vital untuk menjaga dan memperkuat rasa kebersamaan di antara warga desa.
 
"Ini bukan hanya perayaan budaya, tapi juga cara kita menjaga kebersamaan. Setiap warga terlibat, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Inilah yang membuat Tugurejo istimewa," ujarnya.

Lebih jauh lagi, Siswanto menegaskan komitmen Tegurejo untuk menjadikan acara ini sebagai warisan budaya yang akan diberikan kepada generasi selanjutnya. 

"Harapannya, semangat gotong royong yang tercermin dalam tradisi ini dapat tetap hidup dan berakar kuat di Tugurejo. Ini adalah upaya strategis untuk menjadikan Tugurejo tidak hanya sebagai benteng budaya, tetapi juga destinasi wisata budaya yang menarik di Ponorogo,".  Jelasnya

Secara keseluruhan, Semarak Kampung Budaya bukan hanya platform untuk memperkuat ikatan sosial masyarakat, tetapi juga memiliki potensi besar untuk mengangkat nama Tugurejo sebagai destinasi wisata yang menawarkan pengalaman budaya otentik. 

"Potensi ini, jika dikembangkan dengan tepat, dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian desa dan memperkuat identitas kultural yang selama ini menjadi kebanggaan Ponorogo,". Tambahnya

Melalui acara ini, Desa Tugurejo menjadi contoh nyata bagaimana sebuah komunitas dapat bersinergi dalam melestarikan budaya lokal dan mewariskannya kepada generasi mendatang. Peran penting dari warga desa, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya dalam memastikan keberlanjutan semangat kebudayaan ini sangat diperlukan. 

"Ini bukan hanya penting untuk komunitas setempat, tetapi juga memberikan kontribusi berarti bagi kekayaan budaya nasional. Desa Tugurejo dengan segala potensinya siap membawa pesona budaya lokal hingga dikenal di panggung dunia,". Tutupnya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel ini untuk konten akun media sosial komersial tanpa seizin redaksi lintas86.com Cepat akurat Terpercaya (min)
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar