Mengapa Harus Khidmat di Nahdlatul Ulama - lintas86.com
BREAKING NEWS

Mengapa Harus Khidmat di Nahdlatul Ulama


lintas86.com, Ponorogo - Nahdlatul Ulama (NU) merupakan salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia yang mengakar kuat dalam tradisi dan perjuangan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah. Didirikan oleh Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari pada tahun 1926, NU tidak hanya menjadi sarana berorganisasi, tetapi juga simbol perjuangan para ulama dalam menjaga akidah dan keutuhan bangsa. Melalui kiprah dan khidmatnya, NU telah berperan penting dalam sejarah panjang Indonesia, termasuk dalam mengawal Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 yang menunjukkan bagaimana khidmat di NU bermakna khidmat untuk keselamatan agama dan bangsa.

Khidmat di NU dianggap sebagai wasilah menuju keselamatan dunia dan akhirat karena beberapa alasan mendasar:

1. Prinsip Hidup Moderat: Tasamuh, Tawazun, Tawassuth, dan I’tidal

   NU dikenal dengan prinsip hidup moderat yang mengutamakan toleransi (tasamuh), keseimbangan (tawazun), posisi tengah (tawassuth), dan keadilan (i’tidal). Prinsip-prinsip ini membekali anggotanya dengan kebijaksanaan dalam menghadapi berbagai tantangan dan fitnah zaman. Sebagaimana dinyatakan dalam berbagai kajian seperti karya Greg Fealy dalam “Ijtihad Politik Ulama”, moderasi NU menjadi kunci dalam merawat harmoni sosial dan keagamaan di tengah masyarakat yang plural.

2. Menjaga Sanad Keilmuan

   NU berkomitmen untuk menjaga kesinambungan ilmu (sanad) yang menghubungkan umat dengan Rasulullah ï·º melalui para ulama. Hal ini memastikan bahwa setiap amal dan khidmat yang dilakukan oleh anggota NU sejalan dengan nilai-nilai Islam yang autentik, menjadikannya bermakna ibadah. KH. Hasyim Asy’ari dalam "Qanun Asasi" menekankan pentingnya peran ulama sebagai penjaga ilmu dan akidah umat.

3. Perjuangan Ikhlas dan Maslahat Umat

   Dalam NU, warga dididik untuk berjuang dengan niat ikhlas, mengutamakan maslahat umat, serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai amanah. KH. Said Aqil Siradj dalam "Ahlussunnah wal Jama’ah: Jalan Tengah Islam" menyoroti bahwa perjuangan dengan niat yang tulus akan membawa kebahagiaan sejati dan insyaAllah akan mendapatkan syafaat di akhirat.

Seperti yang dikatakan oleh KH. Wahid Hasyim, “Islam dan nasionalisme harus bersatu untuk masa depan Indonesia.” Pernyataan ini menegaskan bahwa kebangkitan dan kejayaan bangsa hanya dapat dicapai melalui simbiosis harmonis antara semangat keagamaan dan nasionalisme. Dalam konteks ini, khidmat di NU bukan sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan agar kita bisa menjaga agama, menjaga bangsa, dan meraih keselamatan di akhirat.

Khidmat kita di NU adalah ladang amal jariyah, di mana sekecil apapun peran yang dilakukan tidak bisa diremehkan karena kontribusi sekecil apapun berharga dalam upaya kolektif untuk menapaki wasilah menuju keselamatan dunia dan akhirat.

Melalui kekuatan literasi dan diskusi, mari kita tingkatkan pemahaman dan dukungan terhadap tujuan dan perjuangan NU sebagai bagian dari ikhtiar kita untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi umat dan bangsa.

Semoga tulisan ini memotivasi lebih banyak orang untuk memahami dan terlibat aktif dalam khidmat di Nahdlatul Ulama sebagai jalan syiar bersama menuju keselamatan dunia dan akhirat.

Referensi:
- Fealy, Greg. Ijtihad Politik Ulama. 2001.
- KH. Hasyim Asy’ari. Qanun Asasi. 1926.
- Said Aqil Siradj. Ahlussunnah wal Jama’ah: Jalan Tengah Islam. 2017.

Dilarang mengambil atau menayangkan ulang sebagian atau seluruh artikel ini untuk konten media sosial komersial tanpa izin dari redaksi. Untuk update cepat, akurat, dan terpercaya, ikuti lintas86.com melalui saluran WhatsApp di https://whatsapp.com/channel/0029VaDN14t6LwHsI1fAL91s. (Penulis M Nur Amin Zabidi)
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar