Mengenang Warisan Keteladanan Kyai Multazam - lintas86.com
BREAKING NEWS

Mengenang Warisan Keteladanan Kyai Multazam


lintas86.com, Tulungagung – Kehilangan adalah bagian dari kehidupan. Namun, ketika sosok yang pergi adalah seorang tokoh yang telah memberikan jejak mendalam dalam kehidupan banyak orang, kehampaan yang ditinggalkan akan terasa lebih berat. Pada 12 September 2025, Beberapa ucapan dari orang ternama dan Ratusan pelayat memadati Pondok Pesantren Daruttaibin di Campurdarat, Tulungagung, kehilangan salah satu pengasuh terhormatnya, Kyai Multazam. Sosok yang lahir di Malang pada tahun 1935 ini meninggalkan dunia pada usia 90 tahun, dengan meninggalkan jejak spiritual dan keteladanan yang akan selalu diingat oleh keluarga, santri, dan masyarakat sekitar.

Kyai Multazam dikenal sebagai pribadi yang luar biasa dalam hal kesabaran dan ketekunan beribadah. 

Menjalani kehidupan yang penuh disiplin, beliau membuktikan bahwa kedekatan dengan Sang Pencipta bisa dicapai melalui konsistensi dan ketulusan hati. 

Dalam keseharian, Kyai Multazam telah memberikan contoh nyata bagaimana semangat menjalankan ibadah wajib dan sunnah tidak berhenti, bahkan seiring bertambahnya usia. 

Sosok beliau adalah teladan yang menunjukkan bahwa keimanan adalah perjalanan panjang yang harus dijaga dengan kegigihan dan keikhlasan.

Sebagai kepala keluarga, Kyai Multazam juga meninggalkan nilai-nilai luhur yang ditanamkan kepada keenam anaknya, hasil pernikahannya dengan Siti Muasomah. Anak-anaknya: Siti Roudhotul Mumayyizah, M. Nur Amin Zabidi, Nurul Wakhid, Moh Hasanudin, Moh Aan Syarofi, dan Latifatul Maidah, diwujudkan sebagai generasi penerus yang diharapkan mampu melanjutkan jejak sang ayah dalam memperjuangkan semangat beribadah dan melayani umat melalui Pondok Pesantren Daruttaibin.

Perjuangan Kyai Multazam dalam menjaga nilai-nilai spiritualnya bahkan terlihat jelas menjelang akhir hayatnya. Dengan pengabdian yang total, ia tetap berada dalam lingkaran dzikir, mendekatkan diri kepada Sang Pencipta hingga napas terakhir. 

Prinsip hidupnya yang menolak penggunaan pampers, meskipun di usia lanjut, adalah simbol dari tekad kuat untuk menjaga kesucian dan kebersihan diri. Tindakan sederhana ini adalah refleksi dari keseriusan beliau dalam memelihara ketulusan niat dan kebersihan hati, yang semuanya bersumber dari keimanan yang kokoh.

Ucapan dukacita kepada kyai Multazam

Meskipun raga Kyai Multazam telah tiada, warisan spirituilnya akan terus menyala. Semoga amal dan ibadahnya diterima di sisi Allah SWT, dan semoga beliau mendapatkan husnul khotimah. Sosok Kyai Multazam akan senantiasa menjadi inspirasi tak hanya bagi keluarga dan santrinya, tetapi juga bagi semua orang yang berkesempatan mengenalnya, baik secara langsung maupun dari kisah-kisah penuh hikmah yang ditinggalkannya. Warisan kebijaksanaan dan ketulusan ini menjadi harta berharga yang tak ternilai, memperkaya khazanah kehidupan spiritual kita semua.


Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel ini untuk konten akun media sosial komersial tanpa seizin redaksi lintas86.com Cepat akurat Terpercaya (min)
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar
PIzabnpHV2eek1ium914dwHqZ3jThW