HEADLINE

Safaat dan Dodo: Kreativitas PMI Mengajarkan Hidup Bersih Saat Darurat


lintas86.com, Padang - Dalam situasi bencana, saat bumi terguncang dan kehidupan seakan terhenti, ada seorang relawan yang tengah sibuk menyebarkan keceriaan dan pengetahuan di sela-sela kepanikan. Namanya Safa’atulloh, seorang staf Palang Merah Indonesia (PMI) yang tak hanya piawai dalam tugas teknis tetapi juga menguasai seni ventriloquist. Bersama boneka bernama “Dodo”, Safaat menempuh jalan yang berbeda dalam upayanya menyebarluaskan edukasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tengah masyarakat yang terkena dampak bencana banjir dan longsor di Sumatera.


Menghadapi tantangan di lapangan, terutama di wilayah bencana, bukanlah tugas yang mudah. Namun Safaat melihat peluang di balik hambatan. Selama sepuluh hari bertugas di Padang, Sumatera Barat, bersama tim air dan sanitasi PMI, ia berhasil mengubah cara pandang konvensional dalam edukasi kebersihan. Berbekal boneka Dodo, ia memberikan sentuhan khusus saat melakukan promosi kebersihan, dari cara mencuci tangan yang benar hingga menjaga kebersihan lingkungan.

Awalnya, Safaat mulai mempelajari ventriloquist pada 2020 ketika dunia dihadapkan pada pandemi COVID-19. Di tengah krisis global tersebut, ia menyadari bahwa pendekatan yang biasa dalam mengedukasi masyarakat, terutama anak-anak, sering kali kurang menarik dan kurang efektif. Dengan demikian, ia berinovasi dengan menggabungkan kemampuan barunya dengan tugasnya di PMI, menghasilkan pendekatan unik yang membawa kesegaran dalam penyampaian edukasi.

Boneka Dodo, dengan wajah lucunya yang mampu menarik perhatian anak-anak, dinamai dari nama pendiri Palang Merah, Henry Dunant. Safaat menyadari bahwa nama “Dunant” mungkin terlalu sulit untuk diucapkan dan diingat oleh anak-anak Indonesia, sehingga ia mengadaptasinya menjadi “Dodo” yang lebih bersahabat di telinga.

Perubahan kecil ini ternyata membawa dampak besar. Ketika Safaat dan Dodo muncul di hadapan sekitar 25 anak-anak di salah satu lokasi terdampak bencana di Batipuh Panjang, sorot mata yang semula lelah berubah menjadi berseri-seri. Anak-anak menyambut kehadiran Dodo dengan tawa dan antusiasme yang menular. Dalam suasana yang dipenuhi semangat, mereka dengan cepat menangkap pesan penting tentang kebersihan, dan lebih bersemangat mengikuti instruksi mencuci tangan dengan sabun.

Salah satu momen haru datang dari anak bernama Kuin yang dengan polos mengungkapkan kebahagiaannya, "Aku seneng dan gemes sama Dodo, soalnya mukanya lucu!" Sementara Deni, yang terlihat sedikit lebih dewasa di antara teman-temannya, dengan bangga berbagi kebiasaannya menjaga kebersihan sehari-hari, memberi gambaran bagaimana edukasi yang tepat dapat berdampak positif.

Pentingnya edukasi dengan pendekatan kreatif ini tidak bisa dipandang remeh, terutama ketika lingkungan sekitarnya menawarkan begitu banyak tantangan. Banjir dan longsor di Sumatera telah menyebabkan banyak warga kehilangan akses terhadap air bersih, dan tanpa tindakan proaktif, risiko penyakit dapat meningkat. Namun, di bawah kibaran bendera PMI, Safaat dengan boneka Dodo terus bekerja, memastikan setiap anak memahami betapa pentingnya kebersihan, bahkan di tengah situasi darurat.

Selain menghibur, Dodo memainkan peran penting dalam menciptakan suasana yang kondusif bagi pembelajaran. Safaat menegaskan bahwa pendekatan melalui ventriloquist ini membantu mencairkan suasana, mendorong anak-anak untuk lebih berani dalam berinteraksi, mengajukan pertanyaan, dan berpartisipasi aktif dalam sesi edukasi.

Keberhasilan Safaat dan Dodo menunjukkan bahwa aksi kemanusiaan tidak sekadar soal penyaluran bantuan logistik. Lebih dari itu, ia memperlihatkan bagaimana pendekatan kreatif dan out-of-the-box dapat meningkatkan kualitas komunikasi dan interaksi dengan masyarakat terdampak, terutama kelompok anak-anak yang paling rentan secara psikologis. Kisah mereka menjadi bukti nyata bahwa mengajarkan hidup bersih di saat darurat dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan efektif, menjadikan setiap detik berharga dalam upaya pemulihan dan perlindungan masyarakat.

Penulis: Zabidi 
Editor: Redaksi
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar